
LAMBAR- Sering kita dengar bahwa santri adalah kader muslim
sejati, senada dengan apa yang disampaikan oleh KH. Ilyas Ruhiyat bahwa
pesantren adalah tempat untuk menggodok-godok kader menjadi muslim yang sejati.
Maksud dari kader itu tidak lain dan tidak bukan mereka adalah santri,kaum
sarungan dari gubuk yang sederhana. lepas dari pandangan itu dinamika yang
terjadi diarus perdebatan atas nama agama membenarkan diri sendiri, mengklain
sesama muslim kafir, murtad dan sebagainya.
Mempercayai hukum negara adalah
bagian dari kemusrikan,hukum Thugot dan jalan kesesatan. Negara diadu domba
dengan agama, menghilangkan muka agama dalam negara. begitulah
sebaliknya. Tapi para santri siap mengawal perjalanan panjang bangsa ini
meskipun darah bercucuran, nyawa melayang tetaplah menjadi patriot sejati.
Pesantren adalah kancah untuk menggodok kader-kader muslim
sejati, yang sanggup hidup di atas kaki sendiri, dan bisa turun ke bawah, bisa
naik ke atas”.

Bupati kabupaten lampung Barat (Lambar) HI.Parosil Mabsus mengatakan,sejarah mencatat bahwa para santri telah mewakafkan hidupnya untuk
mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Para santri kala itu, dengan caranya
masing-masing bergabung dengan seluruh elemen bangsa menyusun kekuatan sampai
ke daerah-daerah terpencil, mengatur setrategi, mengajarkan arti kemerdekaan,
kebhnekaan dan kedaulatan bangsa indonesia.
Dicetuskannya Resolusi Jihad 22
Oktober pada masa perjuangan merebut kemerdekaan, semangat patriotisme dan
nasionalisme, menggerakkan santri, pemuda dan masyarakat indonesia, bahu
membahu melawan pasukan kolonial.
Masih kata Bupat ,Sapaan Pacik menambahkan,Sebuah perjuangan
panjang nan heroic hingga puncaknya 10 November 1945 yang banyak
pejuang-pejuang santri tak terhitung jumlahnya,mereka telah berkontribusi yang
besar dalam menjaga keutuhan NKRI.
Sehingga ditetapkan Hari Santri Nasional
Tanggal 22 Oktober,adalah untuk selalu
mengingat dan meneladani semangat jihad ke-Indonesiaan para Santri.
Berangkat dari paparan di atas tentunya tidak diragukan lagi
aksi nyata dari kaum santri, berkorban seluruh jiwa dan raganya demi satu
tujuan yang mulia, melepaskan indonesia dari belenggu dan penistaan terhadap
nilai kemanusiaan. Santri adalah aktor yang tersembunyi dalam sebuah file
legenda tentang “Sejarah Kelam Bangsa ini”.
Dimana pada saat itu semangat santri
bagaikan api yang berkobar ditengah hiruk pikuknya bangsa ini. Permainan santri
dalam melawan penjajahan adalah bentuk kepedulian dan tanggung jawab terhadap “Ibu
Kandung” mereka, berani berkorban nyawa adalah taruhannya. dan itu
sering didengungkan oleh para aktivis pesantren, bahwa Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah seharga dengan nyawa kita.
Dengan demikian lanjut Bupati Lambar Parosil Mabsus,bakal
menghelat Festival Santri. Bersama Santri Damaikan Negeri" 2018.puncak
acara Festival Santri Lambar, di Air Hitam Besok Senin (22/10/2018)festival itu
bakal dilangsungkan tanggal 15 - 22 Oktober 2018 mendatang. (Editorlambar.Com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar